Perebutan
kekuasaan yang begitu mengerikan telah membutakan pikiran manusia, sehingga
anarki menjadi pembunuhan yang sempurna. Masalah itu pulalah yang memunculkan
berbagai teka-teki dan membutuhkan pemikiran-pemikiran ilmiah seperti mengenai
reaksi-reaksi yang terjadi pada nuklir. Semuanya itu terungkap dalam novel
karya seorang alumni program studi Kimia, Jodhi P. Giriarso.
DATA BUKU
Judul:
Konspirasi Nuklir
Penulis: Jodhi P. Giriarso
Penerbit: Tiga Kelana
Waktu terbit: September 2009
Tebal: viii + 336 halaman
Harga: Rp 43.000,-
ISBN: 978-602-8535-20-5
Penulis: Jodhi P. Giriarso
Penerbit: Tiga Kelana
Waktu terbit: September 2009
Tebal: viii + 336 halaman
Harga: Rp 43.000,-
ISBN: 978-602-8535-20-5
Berlatarkan kota Bandung yang bersuasana menjelang
konferensi OPEC, novel ini menjadi tak biasa. Bandung sendiri dipilih
berdasarkan pada kota yang ditinggali si penulis. Menariknya kehidupan yang
terlihat sederhana dan biasa saja didatangi dengan ketegangan yang luar biasa,
dikagetkan dengan adanya bom nuklir yang tersembunyi.
Novel ini menjadi menarik dengan adanya tokoh-tokoh dari
dunia media massa, kepolisian, kampus, dan politik, yang diceritakan sangat
detail pada latar belakang setiap tokohnya. Bahkan Chelsea Rezarivan, seorang
mahasiswi jurusan Kimia yang bekerja paruh waktu di restoran cepat saji
ternama, ikut ambil bagian dalam misi penyelamatan Bandung. Ialah yang paling
pandai akan penjelasan reaksi-reaksi kimia. Tak hanya Reza, seorang wartawan
favoritnya, Youri Kievano, juga menjadi salah seorang yang penting dalam misi
ini. Semua terjadi pada tokoh seolah terlihat seperti suatu kebetulan yang
membawa beberapa orang tertentu yang tak begitu mencolok untuk menentukan nasib
kepala orang-orang Bandung, walau sebenarnya jika kita membaca lebih lanjut,
tak ada suatu kebetulan dalam cerita ini. Semua tokoh memiliki peran yang
penting.
Dengan gaya tulisan yang mengundang pertanyaan “what’s
next?”, novel seakan membuat para pembaca semakin penasaran akan cerita
selanjutnya maupun penjelasan-penjelasan pada babak cerita sebelumnya.
Rangkaian alur cerita disajikan secara maju-mundur yang terlihat seolah-olah
meloncat ke sana kemari, namun sebenarnya alur ini menjelaskan secara detail
bagaimana keadaan di tempat lain dalam waktu yang bersamaan. Alur ini jugalah
yang merangsang pembaca untuk membaca kisah di babak selanjutnya.
Alur cerita ini mungkin jadi sedikit membingungkan,
namun terlepas dari itu novel ini malah menjadi menarik karena jenis alur ini.
Bahasa yang cukup ringan membuat kita lebih mudah mengerti jalan cerita novel ini.
Sehingga jalannya dapat kita tangkap dengan mudah, tetapi penjelasan ilmiah
seperti reaksi-reaksi kimia agak sulit dimengerti bagi orang yang tidak
mendalami bidang tersebut. Selain itu, kita juga mungkin sedikit dibingungkan
karena tidak adanya judul pada tiap babak. Namun demikian, kita akan tetap
mengerti bagaimana cerita itu akan berkelanjutan.
Alangkah baiknya jika babak cerita itu diminimalisasi
dengan penggabungan beberapa babak sehingga tidak terlalu banyak babak hingga
ratusan jumlahnya serta setiap babak cerita diberi judul sehingga lebih
mengundang lagi ketertarikan pembaca.
Jauh dari semua itu, seluruh peristiwa
dalam novel ini beserta para tokoh yang terkait dipaparkan dengan sangat
menarik dan saling berhubungan sehingga tak ada suatu kejanggalan dalam cerita.
Menariknya lagi, masalah-masalah di negeri kita ini juga dikaitkan dalam cerita
ini, seperti masalah politik, finansial, sosial, dan berbagai masalah yang
merajalela di Indonesia, khususnya di Bandung yang lebih ditonjolkan. Bahkan
masalah religius sempat disinggung, karena dalam novel ini dikisahkan bahwa
para tokoh menganut agama Islam dan semuanya taqwa kepada Allah. Sekilas novel
ini terdengar begitu serius, namun ada pula sisi humor dan romantisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar